Sejarah dan Perkembangan Kamera


Kamera sudah menjadi alat yang sangat sudah lazim kita gunakan dewasa ini. Dengan menggunakan kamera, kita dapat mengabadikan setiap momen. Kamera kini dapat kita jumpai dimana-mana misalnya pada ponsel ataupun kamera khusus. Perkembangan kamera pun tidak bisa lepas dari sejarah dan sang penemunya. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak ulasannya berikut ini.

Baca Juga : Sejarah dan Generasi Handphone / Ponsel

Penemu kamera adalah Louis Jacques Mande Daguerre. Daguerre lahir di Cormeilles Parisis, Val-d'Oise, Perancis, 18 November 1787 dan meninggal di Bry-sur-Marne, Perancis, 10 Juli 1851 pada umur 63 tahun. Dia adalah seniman dan kimiawan Perancis yang dikenal karena penemuannya yakni proses fotografi Daguerreotype.

Louis Jacques Mande Daguerre

Sebagai seorang seniman, pada usia pertengahan tiga puluh, Daguerre berhasil merancang diograma, yaitu barisan lukisan pemandangan yang dipertunjukkan secara mempesona dengan bantuan efek cahaya. Dari sinilah Daguerre mengembangkan suatu mekanisme untuk melukiskan kembali pemandangan yang ada di dunia secara otomatis tanpa menggunakan cat dan kuas.

Tingkat pertama perancangan alat kamera yang bisa berfungsi tidak berhasil. Di tahun 1827 Daguerre bertemu dengan Joseph Nicephore Niepce yang juga sedang mencoba menciptakan kamera. Dua tahun kemudian mereka menjadi kongsi. Di tahun 1833 Niepce meninggal, tetapi Daguerre tetap tekun meneruskan percobaannya. Menjelang tahun 1837 dia sudah berhasil mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebutnya “daguerreotype”.

Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka terhadap cahaya namun dia belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya.

Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup kepada Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi kamera yang dikembangkan sekarang.

Tahun 1839, sesudah Daguerre mengumumkan secara terbuka hasil penemuan fotografinya, William Henry Talbot, seorang ilmuwan Inggris, memberitahukan pula bahwa dia telah mengembangkan metode fotografi lain, lewat cara pencetakan negatif, seperti dilakukan orang sekarang ini. Menarik untuk dicatat, Talbot sesungguhnya sudah memprodusir alat potret di tahun 1835, dua tahun sebelum keluarnya model Daguerre. Talbot, yang juga melibatkan diri dalam pelbagai proyek, tidak lekas-lekas meneruskan eksperimen fotografinya.

Tahun-tahun sesudah Daguerre dan Talbot, penyempurnaan kamera terus dilakukan, seperti proses lembaran basah, proses lembaran kering, rol film modern, film berwarna, film bioskop, polaroid dan xerografi. Kendati banyak orang yang terlibat dalam pengembangan fotografi, saya anggap Louis Daguerre-lah orang yang paling banyak beri sumbangan pikiran. Tak ada sistem yang patut dipakai sebelum Daguerre dan sistem yang dikembangkannya paling praktis dan paling diterima secara luas. Lebih dari itu, penyiaran yang luas dari hasil penemuannya merupakan daya dorong buat penyempurnaan penyempurnaan selanjutnya.

Subscribe to receive free email updates: